Perjalanan Meniti Kebaikan Dalam Program Pendidikan Guru Penggerak
Perjalanan Meniti Kebaikan Dalam Program Pendidikan
Guru Penggerak
Salam dan Bahagia
Saya
mengetahui tentang pendaftaran Program Pendidikan Guru Penggerak di media sosial.
Program Guru Penggerak ini adalah Episode Merdeka Belajar yang kelima. Saya
termotivasi untuk mendaftar kegiatan ini karena waktu pelaksanaannya selama 9
bulan. Saya berpikir pasti banyak ilmu baru yang akan saya peroleh selama 9
bulan ini. Selain itu saya tertantang dengan proses seleksinya. Seleksi Program
Pendidikan Guru Penggerak melalui 2 tahapan, seleksi tahap 1 untuk
administrasi, biodata, tes bakat skolastik, esai dan studi kasus pembelajaran. Seleksi
tahap 2 untuk simulasi mengajar dan wawancara.
Hari
Senin, tanggal 13 Juli 2020 Pendaftaran Program Guru Penggerak dibuka. Saya
menyiapkan dokumen kelengkapan berupa pindaian
KTP, Surat Dukungan dari Kepala Sekolah dan Surat Rekomendasi Calon Guru
Penggerak. Alhamdulillah Ibu Kepala Sekolah sangat mendukung untuk mengikuti
kegiatan-kegiatan dalam rangka peningkatan kompetensi. Setelah meminta izin
kepada kepada Kepala Sekolah, saya menemui Pengawas Sekolah untuk meminta
rekomendasi. Beliau memberikan rekomendasi kepada saya untuk mengikuti Program
Guru Penggerak ini.
Keesokan
harinya saya memulai pengisian seleksi tahap 1. Dimulai dengan mengisi biodata lalu
esai yang begitu menguras kemampuan menulis karena saya adalah Guru Matematika.
Studi kasus pembelajaran berdasarkan pengalaman-pengalaman yang telah dilalui
tentang berbagai hal praktik baik dalam dunia pendidikan dan tantangan yang
dijalani saat melaksanakannya. Tak terasa waktu tes selama 2,5 jam telah
berakhir.
Selanjutnya
saya melaksanakan Tes Bakat Skolastik (TBS). TBS terdiri dari 3 bagian yaitu
Subtes 1 (verbal) 30 soal dengan waktu 20 menit, subtes 2 ( kuantitatif ) 20 soal
dengan waktu 40 menit, dan subtes 3 ( penalaran ) 21 soal dengan waktu 25
menit. Saat itu saya mengerjakan soal di laboratorium komputer sekolah, sementara
mengerjakan tiba-tiba terjadi pemadaman listrik. Sempat panik dan kecewa, namun
bukan diam menyesali tapi segera mencari solusi dengan mengerjakan lewat ponsel.
Jalan keluar didapat, saat membuka kembali di ponsel terjadi lagi tantangan
baru, saya harus mulai mengerjakan dari awal. Soal-soal yang telah saya
kerjakan tidak tersimpan dan saya harus mengulang dari awal. Waktu berjalan
begitu cepat, akhirnya saya tidak bisa menjawab semua soal. Tapi saya tidak
berkecil hati, saya yakin semua hal baik yang diawali dengan perjuangan akan
berbuah hal baik. Apapun hasilnya nanti itu adalah ketetapan Tuhan Yang Maha
Baik dalam kehidupan saya.
Setelah
beberapa minggu menanti akhirnya pengumuman kelulusan tahap 1 terbit. Melalui
surat pengumunan dari Kemdikbud Tanggal 31 Agustus 2020 diumumkan bahwa saya
lulus di tahap 1. Saya bersyukur dan Bahagia dapat lulus pada tahap 1. Namun
masih ada seleksi tahap 2 yang menanti,
yaitu simulasi mengajar dan wawancara. Jadwal seleksi simulasi mengajar saya adalah
hari Selasa, tanggal 8 September 2020, sesi 1 dari pukul 08.30 sampai pukul 09.00
WITA. Hari itu setelah apel di sekolah, saya pulang ke rumah untuk melaksanakan
simulasi mengajar. Saya lakukan di rumah dikarenakan peralatan tersedia dengan
lengkap, jaringan internet yang baik dan suasana di rumah yang tenang. Sebelum
tes simulasi mengajar, saya telah mempersiapkan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran sesuai dengan topik dan media pembelajaran. Simulasi mengajar
dilaksanakan melalui Google Meet dengan disaksikan oleh 2 orang Asesor. Untuk
tes terakhir di tahap ke 2, Seleksi Wawancara saya mendapat jadwal tanggal 14
September 2020 Pukul 09.00 sampai pukul 10.30 WITA. Seleksi wawancara juga dilakukan
di rumah. Seleksi wawancara diaksanakan melalui Google Meet oleh 2 orang
Asesor. Seleksi wawancara seperti ini adalah pengalaman baru bagi saya. Saya menjawab
berbagai pertanyaan yang diajukan oleh Tim Asesor berdasarkan isi dari biodata
dan Esai yang saya tulis. Akhirnya rangkaian tes telah selesai saya ikuti dan
tinggal menunggu pengumuman kelulusan. Apakah saya mendapat kesempatan diklat
yang lamanya selama 9 bulan atau tidak.
Setelah
melewati proses seleksi mulai dari seleksi tahap 1 (Biodata, Esai, Tes Bakat
Skolastik) dan tahap 2 (Simulasi Mengajar dan Wawancara), akhirnya pengumuman
hasil seleksi pun tiba. Melalui surat dari Kemdikbud tertanggal 5 Oktober 2020,
bahwa saya termasuk peserta yang lulus Program Pendidikan Guru Penggerak. Program ini dimulai tanggal 12 Oktober 2020
sampai dengan 28 Agustus 2021. Peserta yang lolos seleksi Program Guru
Penggerak Angkatan 1 adalah sebanyak 2.800 guru dari 19.218 guru yang mendaftar.
Dan akan menjalani Pendidikan Guru Penggerak selama 9 bulan meliputi meliputi
pelatihan daring, lokakarya, konferensi, dan pendampingan. Lokakarya perdana dilaksanakan
pada tanggal 14 Oktober 2020 dan sedangkan pembukaan Pendidikan Guru Penggerak
akan dimulai pada 15 Oktober 2020.
Adapun tujuan Program Guru Penggerak
ini untuk menyiapkan para pemimpin pendidikan Indonesia masa depan, mampu
mendorong tumbuh kembang murid secara holistik, aktif dan proaktif dalam
mengembangkan guru di sekitarnya untuk mengimplementasikan pembelajaran yang
berpusat kepada murid, serta menjadi teladan dan agen transformasi ekosistem
pendidikan untuk mewujudkan profil Pelajar Pancasila.
Untuk
mendukung tercapainya tujuan itu, Program Pendidikan Guru Penggerak (PPGP)
dijalankan dengan menekankan pada kompetensi kepemimpinan pembelajaran
(instructional leadership) yang mencakup komunitas praktik, pembelajaran sosial
dan emosional, pembelajaran berdiferensiasi yang sesuai perkembangan murid, dan
kompetensi lain dalam pengembangan diri dan sekolah.
Ada
tiga paket modul yang kami pelajari yaitu paradigma dan visi Guru Penggerak,
praktik pembelajaran yang berpihak pada murid dan pemimpin pembelajaran dalam
pengembangan sekolah. Selanjutnya, ketiga paket modul tersebut diperinci menjadi
10 bagian. Proses pendidikan ini mengedepankan coaching dan on-the-job
training, yang artinya selama belajar, guru tetap menjalankan perannya di
sekolah sekaligus menerapkan pengetahuan yang didapat dari ruang pelatihan ke
dalam pembelajaran di kelas. Dengan demikian, kepala sekolah dan pengawas
menjadi mitra seorang calon guru penggerak dalam mempersiapkan diri menjadi
pemimpin.
Program
pendidikan Guru Penggerak akan melalui perjalanan yang panjang hingga 9 bulan
lamanya. Saya dan beberapa teman berpendapat bahwa akan lahir sesuatu yang baru
karena 9 bulan itu sama seperti lamanya seorang Ibu mengandung. Kegiatan Guru Penggerak
meliputi lokakarya 0 hingga lokakarya 9, bedah modul, dan pendampingan invidu bersama
pendamping. Gambaran umum perjalanan pendidikan Guru Penggerak yang kami lalui
adalah sebagai berikut.
Lokakarya
Perdana didampingi oleh Pengajar Praktik
Lokakarya
perdana dihadiri oleh Calon Guru Penggerak dan Kepala Sekolah. Lokakarya
dipandu oleh Pendamping. Lokakarya ini
bertujuan untuk memberi pemahaman tentang Program Guru Penggerak, alur belajar
Calon Guru Penggerak dan dukungan yang perlu diberikan oleh Kepala Sekolah
selama program berlangsung.
Belajar
Daring di LMS didampingi oleh Fasilitator dan Narasumber
Modul
1.1: Reflksi Filosos Pendidikan Nasional
Setelah
mempelajari modul ini, CGP mampu
memiliki pengetahuan tentang dasar-dasar Pendidikan Ki Hadjar Dewantara (KHD). CGP
mampu mengelola pembelajaran yang berpihak pada murid pada konteks lokal kelas
dan sekolah. CGP mampu bersikap reektif-kritis dalam mengembangkan dan
menerapkan pembelajaran yang mereeksikan dasar-dasar Pendidikan KHD dalam
menuntun murid mencapai kekuatan kodratnya.
Aksi
nyata Modul 1.1: CGP membuat perubahan
konkret di kelas dan menuliskannya dalam jurnal reeksi secara rutin.
Modul
1.2: Nilai-nilai dan Peran Guru Penggerak
Setelah
mempelajari modul ini: CGP memahami bagaimana nilai diri bisa terbentuk dan
merefleksikan pengaruhnya terhadap peran sebagai Guru Penggerak. CGP membuat gambaran diri di masa depan
terkait dengan nilai-nilai dan peran seorang Guru Penggerak. CGP membuat
kesimpulan berdasarkan pengalaman dan aksi yang bisa dilakukan untuk menguatkan
peran dan nilai Guru Penggerak.
Aksi
Nyata Modul 1.2:
CGP
mampu menerapkan strategi untuk menguatkan nilai dan peran Guru Penggerak
CGP
terbiasa untuk merefleksikan hasil pembelajaran yang didapat selama rangkaian
modul 1.2.
Pendampingan
Individu Perdana didampingi oleh Pengajar Praktik
Diskusi
tantangan belajar daring.
Refleksi
penerapan perubahan kelas sesuai pemikiran Ki Hajar Dewantara dan Perubahan
diri untuk penumbuhan murid merdeka.
Lokakarya
1: Kompetensi Guru Penggerak didampingi oleh Pengajar Praktik
Setelah
mengikuti lokakarya 1, Calon Guru Penggerak mampu: Mengidentikasi manfaat
pengembangan diri. Menjelaskan penerapan kompetensi Guru Penggerak dalam
menjalankan peran sebagai pemimpin pembelajaran. Mengidentifkasi posisi diri
berdasarkan kompetensi Guru Penggerak. Membuat rencana pengembangan diri.
Belajar
Daring di LMS didampingi oleh Fasilitator dan Narasumber
Modul
1.3: Visi Guru Penggerak
Setelah
mempelajari modul ini: CGP mampu merumuskan visinya mengenai lingkungan belajar
yang berpihak pada murid. CGP mampu mengidentifikasi kekuatan yang dimiliki CGP
dalam mendukung penumbuhan potensi murid. CGP mampu membuat rencana manajemen
perubahan (menggunakan paradigma dan model inkuiri apresiatif) di tempat di
mana mereka berkarya. CGP mampu menjalankan rencana manajemen perubahan
(menggunakan paradigma dan model inkuiri apresiatif) di tempat di mana mereka
berkarya.
Aksi
Nyata 1.3:
CGP
mengeksekusi rencana manajemen perubahan dengan menerapkan paradigma inkuiri
apresiatif dan membuat dokumentasi pribadi untuk proses pendampingan individu
oleh Pengajar Praktik.
Modul
1.4: Budaya Positif
Setelah
mempelajari modul ini: CGP mampu mendemonstrasikan pemahamannya mengenai konsep
Budaya Positif yang di dalamnya terdapat konsep perubahan paradigma stimulus
respons dan teori kontrol, 3 teori motivasi perilaku manusia, motivasi internal
dan eksternal, keyakinan kelas, hukuman dan penghargaan, 5 kebutuhan dasar
Manusia, 5 posisi kontrol guru dan segitiga restitusi. CGP mampu menerapkan strategi disiplin positif
yang memerdekaan murid untuk menciptakan ekosistem sekolah aman dan berpihak
pada anak. CGP mampu menyusun
langkah-langkah dan strategi aksi nyata yang efektif dalam mewujudkan
kolaborasi dengan seluruh pemangku kepentingan sekolah agar tercipta budaya
positif yang dapat mengembangkan karakter murid. CGP mampu bersikap reflektif dan kritis
terhadap budaya di sekolah dan senantiasa mengembangkannya sesuai kebutuhan
sosial dan murid.
Aksi
Nyata 1.4:
CGP
menyampaikan kepada rekan-rekannya mengenai perubahan paradigma dan penerapan
strategi disiplin positif di kelas/sekolahnya masing-masing untuk menciptakan
budaya positif. Diharapkan kegiatan ini akan membantu murid dalam belajar
dengan aman dan nyaman untuk meraih keselamatan dan kebahagiaan sebagaimana
disampaikan oleh Ki Hadjar Dewantara mengenai tujuan pendidikan.
Pendampingan
Individu 1 didampingi oleh Pengajar Praktik
Refleksi
dan diskusi hasil umpan balik rekan sejawat.
Diskusi
tantangan penerapan aksi nyata pada modul 1.1 dan 1.2.
Lokakarya
2: Menggerakkan Komunitas Praktisi Program Calon Guru Penggerak didampingi oleh
Pengajar Praktik
Setelah
mengikuti lokakarya 2, Calon Guru Penggerak mampu: Menjelaskan manfaat berbagi
dari diskusi komunitas praktisi. Mengidentifikasi
manfaat komunitas praktisi bagi sekolah masing-masing. Mengidentifikasi tantangan dan peluang membuat
komunitas praktisi. Menjelaskan peranan guru penggerak dalam membuat komunitas
praktisi. Menganalisa diri dalam
menjalankan perannya sebagai guru penggerak untuk membuat komunitas praktisi Menjelaskan
tahapan menggerakan komunitas praktisi.
Belajar
Daring di LMS didampingi oleh Fasilitator dan Narasumber
Modul
2.1: Praktik Pembelajaran berdiferensiasi
Setelah
menyelesaikan modul ini, peserta diharapkan dapat menjadi Guru Penggerak yang
mampu: Mendemonstrasikan pemahaman
tentang apa yang dimaksud dengan pembelajaran berdiferensiasi dan alasan mengapa
pembelajaran berdiferensiasi diperlukan. Menjelaskan pentingnya
mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan belajar murid. Menganalisis penerapan
diferensiasi konten, diferensiasi proses, dan diferensiasi produk. Mengimplementasikan
Rencana Pembelajaran Berdiferensiasi dalam konteks pembelajaran di sekolah atau
kelas mereka sendiri. Menunjukkan sikap kreatif, percaya diri, mau mencoba, dan
berani mengambil risiko dalam menerapkan pembelajaran berdiferensiasi.
Aksi
Nyata: CGP menggunakan pengetahuan dan keterampilan yang telah dipelajari untuk
membuat rencana, mengimplementasikan dan melakukan refleksi pembelajaran
berdiferensiasi dan kemudian mendokumentasikan proses tersebut dalam moda yang
dapat dipilih sendiri.
Modul
2.2: Pembelajaran Sosial dan Emosional
Setelah
menyelesaikan modul ini, peserta diharapkan dapat menjadi Guru Penggerak yang
mampu: Memahami pembelajaran sosial dan
emosional yang berdasarkan kerangka CASEL (Collaborative for Academic, Social,
and Emotional Learning). Memahami tentang pembelajaran sosial dan emosional
berbasis kesadaran penuh (mindfulness). Memahami strategi untuk menerapkan
pembelajaran sosial dan emosional berbasis kesadaran penuh sesuai dengan
konteks masing-masing guru. Menerapkan pembelajaran sosial dan emosional
berbasis kesadaran penuh (mindfulness) dalam kegiatan di kelas, lingkungan
sekolah, dan komunitas praktisi.
Aksi
Nyata Modul 2.2:
CGP
menerapkan rancangan pembelajaran sosial dan emosional berbasis kesadaran penuh
yang dikoneksikan dengan materi modul lain di dalam kelas yang diampunya. CGP
membuat sebuah RPP dengan memasukkan unsur diferensiasi dan kompetensi
sosial-emosional, untuk dipraktikkan dalam kelas. CGP mendokumentasikan praktik
pembelajaran tersebut dalam bentuk video.
Pendampingan
Individu 2 didampingi oleh Pengajar Praktik
Diskusi
penerapan komunitas praktisi di sekolah dengan menggunakan lembar kerja di
Lokakarya 1 dengan pertanyaan kunci seputar capaian, tantangan, diskusi solusi
tantangan Refleksi penerapan positif disiplin di kelas CGP.
Diskusi
refleksi menjalankan tugas untuk dibawa ke Lokakarya 3.
Lokakarya
3: Visi, Misi, dan Program Sekolah yang Berdampak pada Murid didampingi oleh
Pengajar Praktik
Setelah
mengikuti lokakarya 3, Calon Guru Penggerak mampu: Peserta saling berbagi dan
mampu menganalisis hasil pembelajaran dan harapan warga sekolah terhadap
pembelajaran yang berdampak kepada murid. Peserta mampu merumuskan dokumen awal
visi, misi dan program sekolah yang berdampak kepada murid. Peserta mampu
menyepakati rencana aksi janji jangka pendek untuk dilaksanakan di sekolah.
Belajar
Daring di LMS didampingi oleh Fasilitator dan Narasumber Modul 2.2:
Pembelajaran Sosial dan Emosional (Lanjutan)
Modul
2.3: Coaching
Setelah
mempelajari modul ini, peserta diharapkan menjadi guru penggerak yang mampu: Memahami konsep coaching secara umum, meliputi
definisi, tujuan, dan jenis coaching serta perbedaannya dengan mentoring dan
konseling. Memahami konsep coaching dalam dunia pendidikan sebagai keterampilan
pendekatan pendampingan dan berkomunikasi dengan murid. Memahami hakikat
komunikasi yang memberdayakan dan mampu menerapkannya dalam praktik coaching. Memahami
langkah-langkah mendengar aktif dan mampu menerapkannya dalam praktik coaching.
Memahami langkah-langkah bertanya efektif dan mampu menerapkannya dalam praktik
coaching. Memahami langkah-langkah memberi umpan balik positif dan mampu
menerapkannya dalam praktik coaching. Mengidentifikasi peran pendidik sebagai
seorang coach di konteks sekolah. Memahami pendekatan coaching sebagai
pendampingan sistem among (Tut Wuri Handayani). Melakukan praktek coaching
dengan menggunakan model TIRTA kepada sesama CGP, atau bersama salah seorang
murid, dan atau satu rekan guru di sekolahnya. Mengembangkan sikap terbuka,
kritis, empati dan percaya diri dalam melakukan praktik coaching.
Aksi
Nyata: CGP mengajak satu rekan sejawat di sekolah asal untuk berlatih sesi
coaching pada Pendampingan Individu ke-4 di hadapan Pengajar Praktik. Setelah
CGP dan rekan sejawat mempraktekkan keterampilan coaching, CGP dan rekan
sejawat diminta melakukan refleksi baik secara lisan maupun tulisan.
Pendampingan
Individu 3 didampingi oleh Pengajar Praktik
Diskusi
pelaksanaan komitmen CGP dan kepala sekolah.
Diskusi
komunikasi visi ke warga sekolah dan bagaimana tanggapan warga sekolah terhadap
penyampaian visi, Pertanyaan tentang capaian, tantangan dan upaya perbaikan.
Diskusi
tentang hasil pemetaan karakter murid di kelasnya (Modul 2.1).
Lokakarya
4: Guru Berpihak Pada Murid didampingi oleh Pengajar Praktik
Setelah
mengikuti lokakarya 4, Calon Guru Penggerak mampu mengidentifikasi kekuatan,
kelemahan, dan strategi perbaikan diri dalam pengajaran yang berpihak pada
murid mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan dalam melakukan coaching
menyusun RPP yang mengutamakan diferensiasi murid.
Modul
3.1: Pengambilan Keputusan Sebagai Pemimpin Pembelajaran
Setelah
mempelajari modul ini, peserta diharapkan menjadi guru penggerak yang mampu: Melakukan praktik keputusan yang berdasarkan
prinsip pemimpin pembelajaran. Mengidentifikasi jenis-jenis paradigma dilema
etika yang dihadapi oleh dirinya sendiri maupun orang lain. CGP mampu bersikap
reflektif, kritis, kreatif, dan terbuka dalam menganalisis dilema tersebut. Memilih dan memahami 3 (tiga) prinsip yang
dapat dilakukan untuk membuat keputusan dalam dilema pengambilan keputusan.
Menerapkan
9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan yang diambil dalam dilema
pengambilan keputusan. CGP bersikap reflektif, kritis, dan kreatif dalam proses
tersebut.
Aksi
Nyata
CGP
mempraktikkan proses pengambilan keputusan, paradigma, prinsip, dan pengambilan
dan pengujian keputusan di sekolah asal.
CGP
akan menjalankan praktik pengambilan keputusan dan merefleksikannya pada saat
pendampingan individu.
Belajar
Daring di LMS didampingi oleh Fasilitator dan Narasumber
Modul
3.2: Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya
Setelah
mempelajari modul ini, peserta diharapkan menjadi guru penggerak yang mampu: Menganalisis aset dan kekuatan dalam
pengelolaan sumber daya yang efektif dan efisien. Merancang pemetaan potensi yang dimiliki
sekolahnya menggunakan pendekatan Pengembangan Komunitas berbasis Aset
(Asset-Based Community Development). Merancang
program kecil menggunakan hasil pemetaan kekuatan atau aset yang sudah
dilakukan. Menunjukkan sikap aktif,
terbuka, kritis dan kreatif dalam upaya pengelolaan sumber daya.
Aksi
Nyata : CGP melakukan implementasi materi dalam lingkup yang lebih luas,
kemudian mendokumentasikan proses, hasil dan perkembangan belajarnya dalam
bentuk e-portfolio, dan membuat refleksinya.
Pendampingan
Individu 4 didampingi oleh Pengajar Praktik
Diskusi
aksi nyata setelah lokakarya 4 dan modul 2.2.
Diskusi
pra-observasi dengan menggunakan lembar persiapan observasi yang sudah
disediakan Observasi Praktik Pembelajaran.
Memfasilitasi
refleksi dan memberi umpan balik hasil observasi.
Membimbing
perencanaan perbaikan Follow up tugas hasil observasi kelas dari guru lain dan
umpan balik dari siswa.
Latihan Praktik Coaching di sekolah memberi
umpan balik pelaksanaan coaching dan membuat rencana perbaikan coaching rekan
sejawat
Lokakarya
5: Refleksi Kompetensi Calon Guru Penggerak didampingi oleh Pengajar Praktik
Setelah
mengikuti lokakarya 5, Calon Guru Penggerak mampu: Mengidentifikasi kompetensi
yang sudah berkembang selama program calon guru penggerak. Mengidentifikasi
kompetensi yang belum berkembang selama program calon guru penggerak. Mengidentifikasi
faktor pendukung dan faktor penghambat pengembangan kompetensi diri calon guru
penggerak. Menyusun rencana pengembangan diri berdasarkan kompetensi guru
penggerak
Belajar
Daring di LMS didampingi oleh Fasilitator dan Narasumber
Modul
3.2: Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya (Lanjutan)
Modul
3.3: Pengelolaan Program yang Berdampak pada Murid
Secara
khusus, modul ini diharapkan dapat membantu Calon Guru Penggerak untuk mampu: Menunjukkan pemahaman tentang konsep
kepemimpinan murid dan kaitannya dengan Profil Pelajar Pancasila. Menunjukkan pemahaman tentang apa yang
dimaksud dengan suara, pilihan, dan kepemilikan murid. Menganalisis sejauh mana suara, pilihan dan
kepemilikan murid dipertimbangkan dalam program
intrakurikuler/kokurikuler/ekstrakurikuler sekolah untuk mewujudkan lingkungan
yang menumbuhkembangkan kepemimpinan murid. Mengidentifikasi strategi pelibatan komunitas
dalam program sekolah untuk mendukung tumbuhnya kepemimpinan murid. Menerapkan satu program/kegiatan sekolah yang
mendorong kepemimpinan murid dan mempertimbangkan keterkaitannya dengan apa
yang telah dipelajari dari modul-modul sebelumnya.
Aksi
Nyata:
CGP
menjalankan rancangan program/kegiatan yang telah dibuat pada tahapan sebelumnya.
CGP
mendokumentasikan proses eksekusi program/kegiatan mereka dalam bentuk
e-portfolio
Pendampingan
Individu 5 didampingi oleh Pengajar Praktik
Diskusi
hasil Lokakarya 5 dan modul 3.1.
Diskusi
hasil pemetaan sumber daya.
Refleksi
proses pembuatan peta sumber daya (cek lembar refleksi).
Refleksi
capaian kompetensi di bulan ke-5 dan mengapresiasi capaian Guru Penggerak
Lokakarya
6: Pengelolaan Program yang Berdampak pada murid didampingi oleh Pengajar
Praktik
Setelah
mengikuti lokakarya 6, Calon Guru Penggerak mampu: Menyusun rancangan rantai
hasil program yang terdiri dari mengindentifikasi input, aktivitas, hasil cepat
(output), tujuan antara (outcome), dan dampak (impact) pada rantai hasil
program yang disusun. Menyusun manajemen resiko program membedakan antara
monitoring, dan evaluasi. Mengetahui prinsip-prinsip monitoring dan evaluasi. Menyusun
kerangka monitoring, evaluasi, dan pembelajaran.
Pendampingan
Individu 6 didampingi oleh Pengajar Praktik
Refleksi
penerapan rencana program yang dibuat di Lokakarya 6.
Diskusi
progress program sekolah yang berdampak pada murid.
Diskusi
tantangan yang dihadapi dan solusi yang dilakukan.
Lokakarya
7: Festival Panen Hasil Belajar Calon Guru Penggerak didampingi oleh Pengajar
Praktik
Setelah
mengikuti lokakarya 7, Calon Guru Penggerak mampu: Menjelaskan evaluasi program
yang dibuat di lokakarya 6. Menjelaskan hasil praktek baik di lingkungan
belajar sekolah menyatakan ide untuk program selanjutnya.
Pendampingan
Individu 7 didampingi oleh Pengajar Praktik
Refleksi
perubahan dalam pembelajaran yang sudah diterapkan selama 6 bulan, diskusikan
dampak pada diri guru dan murid yang terjadi.
Refleksi
penerapan Komunitas Praktisi dan perubahan yang terjadi pada rekan sejawat.
Diskusi
rencana belajar mandiri.
Lokakarya
8: Visi dan Aksi Sekolah yang berpihak kepada murid didampingi oleh Pengajar
Praktik
Setelah
mengikuti lokakarya 8, Calon Guru Penggerak mampu: Merefleksikan pelaksanaan
visi dan aksi sekolah berpihak kepada murid. Merumuskan rencana kerja 1 tahun Mengindentifikasi
dukungan pelaksanaan rencana kerja. Merumuskan strategi komunikasi rencana
kerja kepada rekan sejawat dan kepala sekolah.
Pendampingan
Individu 8 didampingi oleh Pengajar Praktik
Refleksi
penerapan aksi nyata hasil Lokakarya 8.
Diskusi
sosialisasi rencana kerja.
Refleksi
dampak pendampingan selama 9 bulan
Diskusi
rencana belajar mandiri dan berkelanjutan di Komunitas Praktisi.
Lokakarya
9: Keberlanjutan Program didampingi oleh Pengajar Praktik
Setelah
mengikuti lokakarya 9, Calon Guru Penggerak mampu: Menyusun rencana perbaikan
RTL (rencana tindak lanjut) program dan pengembangan diri. Calon Guru Penggerak
dapat menyepakati tim inti komunitas guru penggerak. Tim inti komunitas guru
penggerak menyusun komitmen bersama terkait rencana komunitas setelah program
selesai.
Demikian
rangkaian Program Pendidikan Guru Penggerak yang saya ikuti dan ditanggal 15
September 2021 oleh Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset Dan Teknologi RI Mas
Nadiem Anwar Makarim, B.A, M.B.A resmi ditutup dan saya memperoleh kriteria
Amat Baik. Mari Bapak Ibu Pendidik kita tingkatkan kompetensi kita dengan
mengikuti berbagai program dari Kementerian Pendidikan. Semoga Bapak Ibu Pendidik
sehat, bersemangat, terus berkarya dan mengambil peran dalam memajukan
pendidikan Indonesia demi anak-anak kita tercinta.
Salam
Guru Penggerak !!
Komentar
Posting Komentar